Semua bertumbuh sesuai dengan
kodratnya. Meski di wadah yang sama, perlakuan dengan kualitas sama namun tetap
takkan sama hasilnya, karena mereka hidup sesuai dengan kodrat alamnya,
sebagaimana fitrah dari Allah SWT. Namun ada yang sangat luar biasa ketika kita
sebagai petani (pendidik) mampu menuntun mereka menemukan jati diri mereka
hingga mereka mampu melejitkan potensinya maka yang akan nampak adalah generasi
muda dengan kodrat jamannya yang siap menghadapi segala rintangan, siap
bertumbuh dan terus bertumbuh dengan soft dan hard skill diluar dugaan kita.
Setiap murid dilahirkan dengan keunikannya, mereka lahir dengan kecerdasan yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Mereka bertumbuh dibersamai oleh orang tua yang kita belum tahu secara dalam bagaimana pola asuh kedua orang tua mereka saat mendidik mereka. Ketika pola asuh yang diberikan oleh orang tua sinergi dengan pola asuh kita di sekolah maka proses pendidikan yang dilakukan sangatlah mudah, namun bagaimana ketika pola asuh di rumah tak senyaman dan seindah harapan seorang anak, maka disinilah tugas sekolah sebagai institusi moral untuk bergerak dan menggerakkan hati orang tua, bahwa pendidikan dibangun dengan kerjasama 3 pilar pendidikan (keluarga, lingkungan dan sekolah).
Kita ajak mereka untuk bangun dari tidurnya
dengan melakukan salah satunya kegiatan parenting, pahamkan mereka bahwa
pendidikan berawal dari keluarga. Lalu bagaimana kalau mereka tetap tak peduli,
maka yang harus kita lakukan adalah buatlah seorang anak nyaman di sekolah,
bantu mereka menemukan jati diri mereka dan kebutuhan dasar manusia yang
seharusnya mereka dapatkan dengan menjadikan kita sahabat dan orang tua.
Sebagaimana pendapat seorang ahli psikososial dari Prancis Erik Erikson yang mengatakan bahwa ada 8 tahapan pertumbuhan seseorang, yaitu:
- Membangun
kepercayaan (Trust vs Mistrust) usia 0 -18 bulan.
- Membangun
otonomi (Autonomy vs Shame and Doubt), usia 18 bulan - 3 tahun
- Berinisiatif
vs rasa bersalah (Initiative vs Guilt), 3 - 5 tahun.
- Merasa
mampu (Industry vs Inferiority), usia 6 - 11 tahun.
- Membangun
identitas (Identity vs Confusion), 12 - 18 tahun.
- Menjalin
kedekatan (Intimacy vs Isolation), usia 19 - 40 tahun.
- Dewasa
(Generativity vs Stagnation), usia 41 - 65 tahun.
- Kematangan
(Integrity vs Despair), usia 65 tahun hingga meninggal.
Ketika salah satu dari tahapan itu ada
yang tidak bertumbuh maka mereka akan kehilangan masa tumbuh yang baik.
Demikian juga dengan pendapat dari Abraham Maslow tentang kebutuhan dasar
manusia.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki.
Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter
dan Patricia, 1997).
Maka para pendidik hebat,
disinilah kita berada, membersamai mereka mengembalikan mereka pada fitrahnya,
membangun diri mereka untuk mencinta diri mereka sehingga mereka akan membangun
kepribadian, karakter yang baik.
Jadi...pahami mereka sebagai sosok yang
bertumbuh dengan keunikannya. Wahai pendidik hebat Indonesia, tugas kita sangat
mulia, yaitu membersamai mereka dalam menggapai mimpi yang teruntai dalam doa
dan terucap dalam bait harapan mereka.
Yuk... kita selalu semangat, jangan pernah
menyerah hanya karena latar belakang murid kita yang luar biasa berbeda. Jangan
sedih dan berputus asa. Sibukkan saja kita untuk berbenah diri, yah...berbenah
diri mulai dari diri dan terus menebar manfaat karena kita akan berarti ketika
banyaknya manfaat dari diri yang dibagikan pada yang lainnya.
Fii Sabillah Fastabiqul Khoirot. 😍😍😍
Penulis: Norani Yanuar Subandi (Guru SMAN 1 Batuan)
#SMABABergerakSMABABerjaya
#WelcomeNewLeaderInOurSchool
#MyLifeMyAdvanture
0 Komentar