Sekelompok telur lalat yang
diletakkan oleh induknya mulai menetas. Dari dalam telur-telur itu keluarlah
beberapa ekor anak lalat yang kecil dan berbulu.
Anak lalat yang pertama kali menetas
adalah seekor betina, namanya Luna. Dia yang segera mencari makanan untuk
bertahan hidup. Dia terbang dari satu bunga ke bunga lain, mengepakkan sayap
kecilnya dengan cepat. Dia menemukan nektar yang manis di dalam bunga dan mulai
mengisapnya. Tapi dia tidak hanya mengambil nektar, tetapi juga memakan
serangga kecil lain yang terjebak di dalam bunga tersebut.
Setelah puas makan, saudara-saudaranya
memanggilnya untuk menghadap raja lalat.
“Ayo segera menghadap, para lalat
baru dipanggil raja untuk manerima materi pembelajaran.”
“Baiklah, aku segera ke sana.” Jawab Luna.
Mereka pun bergegas memasuki ruang
istana di mana raja dan para pembesarnya berkumpul. Lalat jantan berkumpul
dengan sesama jenisnya, begitu juga dengan lalat betina.
“Selamat datang para lalat baru, kami
akan menjelaskan apa saja tugasmu nantinya. Kalian siap?” Tanya lalat yang
mengenakan topi kebesaran.
“Siaap…” serentak mereka menjawab.
“Baiklah, pertama untuk para lalat
betina.” Ucapnya menujuk ke arah kumpulan lalat betina, di mana Luna juga ada di
barisan itu.
“Anak lalat betina ini sangat penting
dalam ekosistem di bumi ini, karena keberadaan kalian dapat membantu mengontrol
populasi serangga kecil. Setelah kalian makan nanti, kalian akan kembali ke
sarangnya untuk bertelur. Dalam hidupmu yang singkat, kamu akan bertelur hingga
200 kali, menempatkan telur-telur kecil di tempat yang cocok untuk larva bisa tumbuh.
Ketika telur-telur itu menetas, anak
lalat baru akan lahir dalam bentuk larva. Mereka akan terlihat seperti cacing
kecil dan hidup dalam tanah atau materi organik yang membusuk seperti sampah.
Selama tahap ini, mereka makan dengan rakus dan tumbuh dengan sangat cepat. Seperti
yang sedang kalian alami saat ini.
Setelah beberapa minggu, larva-larva akan
mengubah bentuknya menjadi kepompong, di mana mereka akan berubah menjadi lalat
dewasa. Saat keluar dari kepompong, mereka akan terbang dan bergabung dengan
populasi lalat lainnya.
Betapa pentingnya peran kita dalam
ekosistem. Anak lalat yang tumbuh menjadi lalat dewasa membantu mengontrol
populasi serangga kecil, sementara larva-larva mereka membersihkan materi
organik yang membusuk. Dengan demikian, walau kita
terkadang dianggap menjijikkan, kita memiliki peran yang sangat penting dalam
menjaga keseimbangan alam.”
Para kumpulan lalat betina bertepuk
tangan dengan gemuruh.
Setelah diam sejenak, ia melanjutkan
pidatonya, “Anak lalat jantan juga memiliki peran penting dalam populasi lalat.
Kalian membantu dalam penyerbukan tanaman dan juga membantu dalam mengontrol
populasi serangga kecil. Saat menjadi dewasa, kalian akan bergabung dengan
betina untuk berkembang biak dan menempatkan telur-telur kecil di tempat yang
cocok untuk larva tumbuh."
Mereka bersorak lagi.
"Kita juga memiliki kemampuan untuk
menyebarkan penyakit. Beberapa spesies lalat dapat membawa virus dan bakteri
dari satu tempat ke tempat lain, sehingga menjadi vektor penyebaran penyakit.
Oleh karena itu, manusia berusaha menjaga kebersihan dan menghindari penyebaran
penyakit melalui kita.
Kita juga memiliki kemampuan lalat
untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kita bangsa lalat dapat bertahan hidup di
berbagai jenis lingkungan, termasuk di lingkungan yang kotor dan penuh dengan
bahan organik yang membusuk. Kita juga dapat bertahan hidup di berbagai kondisi
cuaca dan temperatur.
Dengan memahami peran penting kita dalam
ekosistem dan kemampuan kita dalam beradaptasi, kita dapat saling menghargai sesama, kita juga akan menjaga keseimbangan alam. Ada yang mau ditanyakan?”
Luna terbang mendekat, ia ingin
bertanya satu hal.
“Bagaimana agar manusia bisa terhindar
dari penyakit yang disebabkan virus dan kotoran kita?”
“Bagus sekali lalat cerdas, manusia
melakukan beberapa tindakan untuk mencegah penyebaran penyakit melalui kotoran
kita dengan cara menjaga kebersihan lingkungan agar tetap sehat dan aman,
menghindari tumpukan sampah dan limbah organik dan membersihkan kandang hewan
dengan rutin. Jika lingkungan bersih dan wangi, kita jangan mendekat karena
mereka kadang menggunakan insektisida pembersih yang dapat mematikan kita. Mereka
menggunakan penolak lalat seperti kipas angin dan perekat. Ingat, kodrat kita adalah tempat kotor. Hati-hati jika masuk
ke dunia manusia yang bersih.”
Luna mengangguk mendengarnya lalu
kembali ke barisan.
“Ada pertanyaan lagi?”
“Tidaaak…” serentak mereka menjawab.
“Jika tidak ada lagi, silakan
menikmati sajian dari istana para lalat. Lalu kalian bisa kembali ke sarang
masing-masing.”
Mereka lalu bergembira menikmati pesta
di istana, setelah kenyang semua kembali ke sarangnya. Luna juga kembali dengan
perut kenyang. Dia pun segera lelap di atas sebuah pohon.
Keesokan harinya. Luna terbang rendah
di atas rumput. Di sana ia bertemu dengan Lodo si lalat jantan sahabatnya.
"Lodo, aku sedang mencari makanan.
Kamu tahu di mana bisa menemukan tempat yang cocok?" Tanya Luna pada Lodo
"Tentu saja. Di sana, di bawah
tanah, ada banyak tempat yang banyak makanan. Aku bisa membawamu ke sana."
"baiklah, aku akan mengikutimu."
Mereka mulai terbang, tiba-tiba Luna mendengar
suara gemuruh di selatan, rupanya itu suara segerombolan pasukan lalat yang sedang
menuju keramaian manusia.
“Ayo ikut kami, Luna. Banyak makanan
di sana. Manusia sedang berpesta.” Ajak salah satu dari mereka.
“Bukankah raja kita berpesan untuk
hati-hati jika ke tempat manusia?” jawab Luna ragu.
“Tidak apa-apa Luna, kali ini aman. Tidak
ada insektisida yang dipakai manusia kali ini. Ayo ikutlah denganku.”
“Tidak, aku takut,”jawab Luna lagi.”ayo
pergi Lodo!” ajak Luna pada Lodo
“Maaf Luna, aku tidak jadi
mengantarmu. Aku mau ikut dengan mereka saja.” Kata Lodo. Mereka lalu terbang menuju
kerumunan pesta manusia.
“Lodo… hati-hati..” teriak Luna
melihat sahabatnya pergi.
Mereka terbang sambil bersorak menuju
tempat manusia, Luna hanya melihat dari kejauhan.
Semakin lama, pasukan lalat menjadi semakin
banyak, sementara Luna tetap ingat pesan
sang raja. Ia tidak berani mendekat, ia hanya memungut makanan di tempat sampah
yang tidak jauh dari kerumunan. Sebenarnya Luna ingin sekali menikmati makanan
di tempat keramainan seperti yang lain. Tapi lagi-lagi suara sang raja
mengingatkannya.
“Wah… bahagia sekali kita. Banyak makanan
enak ini horeee..” terdengar suara Lado sahabatnya.
Belum lama setelah sorakan Lodo,
terdengar jeritan minta tolong yang semakin lama semakin kencang.
“Tooong… badanku lengket di sini. Tolooong…
ini jebakan pelengket. Kita akan mati di sini.” suara panik mulai terdengar. Dalam
hitungan detik, Luna melihat satu persatu lalat mulai menempel pada lembaran
kertas yang diletakkan manusia di dekat kue.
“AAA….” Suara yang tidak asing bagi Luna,
itu suara Lodo.
Luna bergegas menuju sumber suara. Benar
dugaannya, dia melihat sahabatnya sudah lengket kedua kakinya. Di sekitarnya
ribuan lalat lain menjerit histeris lalu mati setelah energinya terkuras habis.
“Lodo, apa yang bisa aku lakukan?’ Tanya
Luna dengan terisak.
“Pergilah menjauh Luna, saat ini tak ada yang bisa kamu lakukan
kecuali menjauh secepat mungkin.”
“Tidak, aku tidak akan membiarkanmu
di sini.” Teriak Luna
“Pergi kataku, Ini salahku tidak
mendengarkan pesan raja. Kodrat kita hanyalah di sampah. Bukan di tempat
bersih. Pergilah Luna, pergi sekarang. Selamatkan dirimu..” teriak Lodo dengan
suaranya yang semakin melemah.
Luna belum juga beranjak, ia masih
menangis di dekat Lodo yang mengerang kesakitan.
“Lodo…”
“Pergi Luna, pergi sekarang,” suara Lodo
mulai melemah, lalu terpejam.
“Lodo…” Luna semakin histeris melihat
sahabatnya mati bersama yang lain. Dia bersedih tidak dapat mencegah sahabatnya
ikut bersama yang lain sehingga harus mengalami nasib yang setragis ini.
Dengan perasaan terpukul, Luna
terbang menjauh dari tempat yang mengubur banyak teman-temannya. Ia berjanji
untuk tetap mencari tempat aman, tempat yang memang Tuhan persiapkan untuk kaumnya,
sampah.
#Dongeng_sebelum_tidur_
#cerita_anak
Penulis : Widayanti Rose (www.batmanteacher.com)
Baca cerita anak lainnya di sini
0 Komentar