By Joe Mawar
Poligami. Sebuah kata kunci tentang persaingan cinta antarkaum wanita
dalam sebuah perkawinan. Poligami juga semacam dengungan tentang kekuasaan kaum
pria. Dalam banyak literatur, poligami identik dengan sebuah model perkawinan
dalam suatu agama. Poligami bermakna sebagai sebuah perkawinan dimana posisi
istri diisi oleh lebih dari satu wanita. Sebagai kebalikannya, disebut bahwa
poliandri adalah model perkawinan dengan posisi suami diisi oleh lebih dari satu
pria.
Akan tetapi, baik sebagai wacana maupun sebagai budaya, poliandri sejauh
ini tidak dapat diterima oleh agama dan budaya manapun. Poliandri hanya sebagai
sebuah kompensasi wacana bandingan saja atas adanya poligami.
Sementara poligami, telah ada dan memberlakukan diri sejak zaman dahulu. Dalam
berbagai literatur, disebutkan bahwa poligami mentradisi dalam lingkungan
pemeluk agama Islam dan juga membudaya dalam masyarakat Amerika dan masyarakat China.
Adalah suatu kisah poligami dalam masyarakat China dalam sebuah novel.
Yang satu ini merupakan kisah fiksi yang ditulis oleh Su Tong. Novel berjudul asli
Raise The Red Lantern yang telah diterjemahkan oleh Rahmani Astuti ini
bertutur tentang Chen Zuoqian, tuan besar kaya raya yang menikahi empat perempuan dan
keempatnya menghuni rumah masing-masing dalam satu kompleks yang sama.
Istri pertamanya, Sukacita, digambarkan sebagai wanita gemuk yang
tidak lagi menarik secara fisik seperti ghalibnya kisah poligami yang menggambarkan istri
pertama yang telah luntur pesona fisiknya.
Istri kedua, Mega, digambarkan sebagai istri yang pandai bermanis
muka, bahkan terhadap sesama madunya. Mega sangat licik dan mempunyai
intrik yang dapat mengalahkan posisi para madunya. Intrik yang dilakukan Mega
sangat halus, sering memanfaatan kepatuhan para pelayan. Secara fisik, Mega
memiliki kelembutan yang terpancar dari wajahnya. Mega kelihatan sebagai wanita
dari keluarga baik-baik.
Karang, istri ketiga Chen Zuoqian merupakan pribadi yang
sangat peka. Karang memiliki keistimewaan sebagai seorang wanita maupun
sebagai sosok seniman. Karang mempunyai kemampuan akting sebab sebelum diambil
sebagai istri oleh Chen Zuoqian adalah seorang artis teater keliling.
Dalam safari teaternya inilah dia bertemu dengan Chen Zuoqian dan
akhirnya menjadi istri ketiganya.
Teratai, istri keempat, adalah istri yang paling cerdas di antara
semua istri Chen Zuoqian. Teratai adalah seorang mahasiswi yang karena tragedi
besar dalam hidupnya – ayahnya mati
bunuh diri – akhirnya menyerah pada tawaran untuk menikah dan menjadi istri
keempat dari Chen Zuoqian.
Dalam kompleks perumahan Chen Zuoqian inilah Teratai
berkenalan dengan para istri dan saling memperebutkan perhatian dan cinta sang
suami, Chen Zuoqian. Chen Zuoqian membatasi poligaminya hanya
dengan empat istri saja, tidak lebih. Tetapi dia akan dengan cepat mencari
istri pengganti jika salah satu istrinya – yang manapun – telah tidak dapat
menjadi istri lagi karena meninggal.
Sebagai istri keempat yang hadir terakhir, Teratai dibawa
berkenalan oleh suaminya pada ketiga madunya. Semula Teratai sangat terkesan
dengan istri kedua, Mega, yang sejak awal memberikan sambutan hangat
atas kehadirannya. Mega juga paling perhatian jika Teratai sakit.
Teratai sendiri melihat bahwa Chen Zuoqian sangat menyukai kehangatan
Mega.
Akan tetapi, Teratai juga terpesona dengan kecantikan fisik Karang, istri ketiga. Sekalipun Karang
pandai akting dalam kesenian yang dia geluti, akan tetapi dalam kehidupan
sehari-hari Karang paling tak bisa menutupi perasaannya.
Intrik tajam memang terjadi antara Mega dengan Karang.
Bahkan menurut cerita Karang pada Teratai, Mega melakukan
berbagai cara untuk menggagalkan kehamilan Karang karena kekhawatiran Mega
jika sampai Karang melahirkan anak laki-laki pastilah kasih sayang dan
perhatian Chen Zuoqian akan terpusat padanya.
Dalam kisah poligami buku ini pun, terang sekali kesan bahwa wanita
menjadi makhluk kedua. Seperti yang dikatakan Chen Zuoqian: “Jangan
bercanda! Wanita tak bisa lebih penting dari pada pria.” (hal.12).
Lambat laun, Teratai menemukan fakta bahwa Mega berusaha
memperalat Walet – pelayan pribadi Teratai – untuk mengguna-gunai
Teratai dengan media boneka. Fakta ini diketahui Teratai ketika
menggeledah koper Walet karena dicurigai mencuri seruling peninggalan ayahnya.
Teratai kemudian terjebak dalam banyak masalah ketika suatu kali
menghukum Walet sampai mengakibatkan Walet sakit dan meninggal. Teratai
yang semula sangat disayangi Chen sebagai istri paling muda, menjadi
pembicaraan seluruh kompleks dan membuat Chen tidak nyaman.
1 Comments
Cerita yang mengaduk emosi
ReplyDelete