Desain Gambar : Widayanti Rose |
PIRAMIDA
CINTA
Oleh:
Zahiratul Mukarramah
Ku
ucapkan salam
Padamu
pemeluk segala keindahan
Katakan,
Bagaimana aku merukyat hilal?
Padamu
surya berbias pukau
Tahukah
Engkau?
Saat
kuntum mulai memuncak aroma liar
Kemudian
kumbang ramai mengelilinginya sekitar
Tak
satupun berani hinggap bertukar pandang
Bila
engkaulah jelmaan rembulan yang tak henti mengusik debar
Ku
puisikan Namamu
Wahai
engkau yang ku sebut pesona baru
Namamu
terdengar fasih dalam makna seorang kekasih
Tak
ada raja yang sanggup menakluk rasa
Bila
engkau perawi mimpi yang tak henti berdongeng cinta
Coba
perhatikan langkah laku awan yang menaruh benci
Kala
ia membara sebab sentuhan matahari
Ingin
sekali ku ajak kau mengembara di negri mimpi
Sebagai
seorang raja dan permaisuri
Yang
saling bertukar pandang
Diantara
para kafilah setan
Ingatkah
Engkau pada Qais dan laila?
Saat
qais menyebut laila sebagai malam
Lantas
menatapnya seindah Rembulan
Seribu
kali insan meneriak lantang
Tak
ada langit sudi berbagi kerlip bintang
Akulah
langit yang senantiasa menganga liang
Tempatmu
berkedip sepanjang malam
Kasih,
kemari bersamaku
Kupastikan
bibirmu tak pernah bungkam bisik harap pada sang cipta
Tak
ada kata bosan denganmu berbagi cinta
Hingga
suatu saat kembali bersua di puncak piramida
07
Desember berdirinya piramida cinta
Pakamban
Daya 2023
AKSARA
DI TELAPAK KAKIMU
Oleh:
Zahiratul Mukarramah
Lama
lengking tangisku tak memekak seperti dulu
Saat
kau menghitung bintang dan memetik bulan
Kelopak
mataku berkedip menyapamu ibu
Meski
kepakannya terlihat sayu kala itu
Masih
ku ingat
caramu memandang pada ceruk mata yang paling
dalam
padaku
setangkai bunga
yang
kau belai diantara runcing siang dan gelap malam
Tumbuh
mekar dengan duri yang padamu menghujam
Sejarah
bungsu terdampar diujung belantara
Beranjak
ukir aksara di lembar semesta
Saat
dunia semarak liurkan bara pelipur lara
Sedang
aku,
bergegas menyesap aroma berkah yang nancap di
telapak kakimu
lalu,
ku renggut bintang dibalik senja yang menggenggam bola matamu
kemudian
kilau rambutmu mulai mengapung butiran salju
kelak,
kuronai kembali masa sayap kupu-kupumu ibu
bukan
dengan kepak seribu bermata yaqut biru
Namun,
izinkan aku puisikan namamu
Hingga
smesta menari dengan karyaku
Pekamban
daya, 2023
6 Komentar
Saya pemilik web www.cocokpedia.net menyatakan luar biasa atas karya ini
BalasHapusIndah...
BalasHapus(Nok Ir)
Keren sekali puisi ini (www.batmanteacher.com)
BalasHapusEssip...
BalasHapusDiksinya memukau...indah..
BalasHapusTerima kasih semua, postingan ini mendapatkan pembaca terbanyak
BalasHapus